Kamis, 27 November 2014

cordoba pusat peradaban islam eropa



cordobaCordoba (Qurtuba) adalah kota besar di Andalusia, terletak di sebelah barat Spanyol. Dulu kota ini merupakan pusat kebudayaan dan kemajuan Islam di Eropa selama hampir 5 abad. Islam masuk Cordoba pada tahun 93H atau 711 M dibawah kepemimpinan Thariq bin Ziyad yang memimpin pasukan untuk menaklukkan Andalusi. Penaklukan kota Cordoba terbilang mudah. Thariq bin Ziyad mengutus salah seorang panglimanya, Mughits ar-Rumi bersama 700 pasukan berkuda. Mereka segera berangkat menuju kota tersebut pada malam hari dan berhasil menyusup masuk ke dalam benteng kota. Kemudian membuka pintu gerbangnya sehingga kaum Muslimin masuk ke dalam kota dengan mudah dan akhirnya bisa menaklukkannya.


As-Samah bin Malik al-Khaulani adalah seorang yang membangun kota dan menjadikannya sebagai salah satu pusat kebudayaan terbesar yang kemudian Cordoba menjadi pusat kebudayaan Andalus yang Muslim. Pada masa kepemimpinan khalifah Umawiyah, Cordoba mengalami masa keemasan dan puncak kejayaan , khususnya setelah Khalifah Abdurrahman ad-Dakhil mengumumkan sebagai ibukota kerajaan Andalus dan menjadikannya sebagai pusat ilmu pengetahuan, kebudayaan dan sastra di wilayah Eropa secara keseluruhan. Setelah itu, sang Khalifah mulai memanggil para Fuqoha’ (ahli Fiqih), ulama dan sastrawan untuk singgah di Cordoba. Pada saat dimana Eropa masih terlelap dalam kebodohan, kemunduran dan keterpurukan.

Pada masa pemerintahan Abdurrahman an-Nashir dan putranya, al-Hakam al-Mustanshir, Cordoba mengalami zaman keemasan dan puncak kejayaan dalam bidang kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Saat itu yang menjadi saingan Cordoba adalah Baghdad, ibukota kerajaan Abbasyah dan Konstantinopel (Istanbul), ibukota Bizantium, serta Kairo, ibukota dinasti Fathimiyah. Para duta besar dari negara-negara jauh sampai di Cordoba, seperti India dan China. Banyak utusan dan wakil-wakil negara dari kota-kota Bizantium serta Jerman, juga raja-raja Prancis, Italia dan negara-negara lain di Eropa dan sebelah selatan Spanyol, para penguasa suku Barbar dan kabilah-kabilah di Afrika yang berdatangan ke Cordoba.

Al Hakam al-Mustanshir adalah al-Hakam bin Abdurrahman an-Nashir, salah satu khalifah dinasti Umawiyah di Andalus. Al Hakam menerima kursi kekuasaan pada tanggal 3 Ramadhan 350 H sebagai pengganti bapaknya, Abdurrahman an-Nashir yang kemudian digelari dengan al-Hakam al-Mustansir. Masa pemerintahannya terkenal dengan kemajuan yang sangat pesat dalam ilmu pengetahuan dan sastra. Ia adalah khalifah yang paling cinta terhadap kitab-kitab dan buku. Ia mengirim banyak utusan dengan membawa harta yang berlipat-lipat dalam rangka mendatangkan kitab-kitab ke Andalus. Di Cordoba, ia mendirikan sebuah perpustakaan yang berisi 400.000 jilid kitab.

Bidang pendidikan mengalami masa kebangkitan yang luar biasa pada masa pemerintahannya. Kepandaian baca tulis merata di seluruh lapisan masyarakatnya. Pada saat para tokoh dan bangsawan Eropa tidak mengerti baca tulis selain tokoh-tokoh agama yang sedikit sekali jumlahnya, al-Hakam mendirikan sebuah sekolah untuk memberikan pendidikan secara gratis untuk kaum fakir miskin, sebagaimana ia mendirikan Universitas Cordoba, salah satu universitas terkenal pada masanya. Yang menjadi pusatnya adalah sebuah masjid. Di dalamnya diajarkan semua bidang ilmu pengetahuan dalam bentuk halaqah-halaqah, dimana sang murid bisa bebas memilih mahaguru yang ia kehendaki.

cordoba-mosque Metode belajar dengan sistem halaqah seperti ini bisa menghabiskan separuh bangunan masjid Jami’. Pada masanya juga ada penggolongan guru agar mereka bisa terjun maksimal dalam pendidikan dan menulis karya ilmiah. Pada masanya juga diadakan beasiswa untuk para pelajar, uang tanggungan dan gaji bagi mereka yang membutuhkan (fakir miskin). Bahkan tidak berhenti sampai disini, ada beberapa syaikh atau guru yang mengisi jabatan ustadziyyah (semacam level professor pada masa sekarang) dalam bidang ulumul Qur’an, Hadits dan Nahwu. Al Hakam mempercayakan kepada saudaranya al-Mundzir untuk bertanggung jawab dan memimpin jami’ah Qurtubah (Universitas Cordoba). Sebagaimana ia juga mempercayakan perpustakaan umum dinasti Umawiyah kepada saudaranya yang lain, Abdul Aziz.

Cordoba telah menghasilkan banyak ulama untuk kita dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti Ibnu Abdil Barr, Ibn Hazm az-Zhahiri, Ibnu Rusyd, az-Zahrawi, al-Idrisi, al-Abbas bin Farnas, al-Qurthubi dan lainnya.

Cordoba tetap dalam keunggulan seperti ini dibandingkan dengan kota-kota lain di Spanyol hingga runtuhnya masa dinasti Umawiyah pada tahun 404 H atau 1013 M, ketika tentara Barbar memberontak dan menggulingkan kekhilafahan. Mereka menghancurkan istana-istana para khalifah, meluluhlantahkan kota serta merampas keindahannya. Sejak saat itu padamlah sinar kemajuan di kota tersebut dan pindah ke kota selanjutnya, Asybiliah (Sevilla).

cordoba_great_mosque_600x Masjid Jami’ terhitung sebagai satu karya besar dalam bidang seni bangunan yang didirikan pada masa Abdurrahman ad-Dakhil (Abdurrahman an-Nashir). Dan Masjid Cordoba tetap eksis hingga sekarang ini dengan seni dan artefak ala Islam lengkap dengan mihrab-mihrabnya. Akan tetapi sekarang telah berubah fungsi menjadi Gereja Katedral setelah Cordoba berhasil ditaklukkan dan setelah dirombak dengan membuang banyak kubah serta ornamen keislamannya.

Sekalipun demikian, masjid ini mampu mempertahankan sebagian keunggulannya, hingga jatuh ke tangan Fernando III pada tanggal 23 Syawwal 633 H. Maka kaum Muslimin sangat bersedih melihat keruntuhan ini, sehingga masjid tersebut beralih fungsi menjadi gereja. Kaum Muslimin dipaksa meninggalkannya dan usailah sudah lembaran kebudayaan kaum Muslimin yang luar biasa, berlangsung selama 5 abad di kota tersebut.

Technorati Tags: Andalus,Andalusia,Cordoba,Umawiyah,Spanyol

Rabu, 26 November 2014

cordoba

salah satu jejak islam dunia

Andalusia, yang saat ini namanya masih dipertahankan sebagai salah satu provinsi di Spanyol, menyisakan banyak sekali jejak-jejak kejayaan Islam masa lalu di daratan Eropa. Beberapa diantaranya adalah Cordoba (terdapat The Great Mosque of Cordoba dan Medina Azzahara), Granada (tempat dimana Istana Alhambra juga dibangun disana), Malaga dan Toledo. Berikut sekilas mengenai Cordoba, Medina Azzahara dan Toledo.

Pada saat pemerintahan Khilafah Bani Umayyah, Cordoba menjadi ibukota Spanyol di bawah pemerintahan khalifah Islam dan dikenal tidak ada tandingannya di Eropa dalam hal kemajuan peradabannya. Cordoba pada saat itu juga dikenal sebagai pusat ilmu pengetahuan, di mana volume kunjungan ke perpustakaannya mencapai 400.000 kunjungan sedangkan perpustakaan-perpustakaan besar di Eropa, volume pengunjungnya jarang mencapai angka seribu.


Sementara Cordoba dikenal sebagai the greatest centre of learning di Eropa, kota-kota lain di Eropa saat itu berada pada masa kegelapan. Cordoba bagai bunga yang menebar harum di Eropa pada Abad pertengahan sebagaimana digambarkan oleh seorang penulis Lane-Poole sebagai the wonders of the world. Berikut tulisan Lane-Poole :

"To Cordoba belong all the beauty and ornaments that delight the eye or dazzle the sight. Her long line of Sultans form her crown of glory; her necklace is strung with the pearls which her poets have gathered from the ocean of language; her dress is of the banners of learning, well-knit together by her men of science; and the masters of every art and industry are the hem of her garments."

Saat Cordoba berada dalam puncak kejayaannya (abad ke 9 dan 10 M) terdapat lebih dari 200 000 rumah di dalam kotanya diikuti oleh banyaknya jumlah mesjid yaitu sebanyak 600 mesjid, 900 public baths, 50 rumah sakit dan sejumlah pasar besar yang menjadi pusat perdagangan dan sentra perekonomian.

Lane-Poole juga menulis, " It is also noteworthy the fact that street-lighting was first installed in Cordoba as is evident from this extract:
You could walk through her streets for ten miles in one direction at night, and always have the light of lamps to guide your way. Seven hundred years later this would still be an innovation in London or Paris, as would paved streets."

Cordoba memang menjadi kota termegah dan terkaya pada masanya, kejayaannya banyak menginspirasi penulis barat juga banyak digambarkan oleh para ahli sejarah maupun politik sebagai cikal bakal pembawa kemajuan bagi barat di masa sekarang, mengenai hal ini bisa dilihat pada bagian tulisan saya yang lain.

Salah satu peninggalan masa keemasan Cordoba yang masih ada sampai saat ini adalah Mesjid Cordoba (atau Le Mezquita). Mesjid Cordoba, yang pada tahun 1994 telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu tempat peninggalan yang sangat bersejarah dan penting di dunia, pertama kali dibangun oleh Khalifah Abdurahman I pada tahun 787. Pembangunannya terus dilakukan oleh khalifah-khalifah penerusnya.

Masjid Cordoba memiliki ruangan dalam untuk sholat, berbentuk persegi panjang yang dikelilingi oleh lapangan terbuka, seperti model masjid-masjid peninggalan Umayyah dan Abbasiyah yang dibangun di Suriah dan Irak. Interior Mesjid ini bernilai seni arsitektur yang tinggi. Didominasi oleh kaligrafi ayat-ayat Al Quran pada bagian dindingnya, mesjid Cordoba ini juga ditopang kokoh oleh lebih dari 850 pilar . Setelah pemerintahan Islam jatuh, beberapa bagian dari mesjid Cordoba di rombak menjadi sebuah katedral.

Adapun Medina Azzahara atau Madinat Al Zahra adalah sebuah kota yang didirikan oleh Kalifah Abdurahman III dan dilanjutkan oleh Khalifah Alhakam II. Medina Azzahara ini diproyeksikan sebagai pusat pemerintahan Andalusia. Terletak sekitar 5 km dari pusat kota Cordoba. Bagian Medina Azzahara yang ada saat ini, baru ditemukan 10% dari luas sesungguhnya. Medina Azzahara ini dibangun secara bertahap meliputi mesjid, taman-taman, tempat tinggal khalifah dan pusat pemerintahan. Dibangun, sebagaimana Alhambra, dengan nilai seni arsitektur yang tinggi dengan bahan bangunan khusus didatangkan dari Afrika Utara berupa marmer, kayu Ebony dan material lain yang ditemukan hampir diseluruh bagian Medina Azzahara. Diyakini juga dulunya terdapat kolam yang indah yang menghiasi areal ini.

Sedangkan Toledo adalah kota unik dan artistik yang menyisakan juga sejarah Islam disana. Terletak diatas bukit yang di bawahnya dilalui sungai Tagus. Toledo ini dulunya merupakan ibu kota sekaligus pusat pemerintahan kerajaan Ghotic Spanyol yang berhasil ditaklukkan dengan gemilang oleh Thariq Bin Ziyad pada sekitar tahun 711-an. Toledo juga terkenal akan kerukunan hidup antar umat beragamanya pada saat masih berada di bawah pemerintahan Islam kala itu. Masyarakatnya yang terdiri dari pemeluk Islam, Kristen dan Yahudi hidup berdampingan dan dijamin kesejahteraan serta keamanannya oleh Khalifah Andalusia.

Di aiatas adalah  foto-foto dari Mesjid Cordoba, Sisa-sisa Kota Cordoba, Medina Azzahara dan Toledo

Subhanallah , indah bukan ? karena dominan dari kota cordoba ini adalah umat muslim konon kota ini hilang dan lenyap ketika israel menyerang nya , mengapa demikian ? agar tekhnology dan budaya umat muslim merosot pada jaman tsb .
dan katanya , karena di indonesia kita tercinta ini dominan umat muslim , israel akan meluluh lantahkan indonesia kita gan , israel berkata pada indonesia "you are next !" , kapan itu terjadi ? wallahuallam .